Catatan: bagi yang belum membaca bagian 1 dan ingin mengikuti lebih lengkap kronologi post ini, silakan membacanya di melawan penyakit 1.
July 17, 2006
05.30 AM
Selepas subuh pagi itu, tiba-tiba ada panggilan di handphone saya. No number, cuma tertulis Call…saya tau, ini pasti kabar terbaru dari Jakarta. Begitu saya angkat, terdengar disana suara Febri dengan nada yang cemas.
“Mas..Bapak pagi ini masuk ICU..bapak dalam keadaan koma..tolong diusahain pulang ya hari ini..”
Pesan yang singkat, tapi mampu membuat saya shock. Dengan menahan tangis dan mencoba tegar, saya sampaikan kabar terbaru itu ke istri, dan minta untuk bersiap2 pulang pagi itu juga. Kita langsung membangunkan Alya yang masih tidur, siap2 tanpa sempat mandi lagi. Untung kita sempat siap2 packing2 barang di koper beberapa hari lalu.
Lansung saya tinggalkan pesan ke Bondan dan Ronald (Project Manager) kalau saya tidak masuk kantor sampai waktu yang belum bisa saya tentukan. then we went to the airport..
08.00 AM
Di airport, langsung saya cek schedule flight yang ada hari itu. Walah..ternyata penerbangan yang 07.45 udah lewat. SQ (Singapore Airlines) atau pun TG (Thai Airways). Penerbangan yang berikutnya jam 9 dan 11. Untung kita masih punya tiket untuk perjalanan pulang ke Indonesia yang valid untuk satu tahun. Yang jadi masalah sekarang, kita belum reschedule dan booking untuk penerbangan hari itu. Masalah yang lebih berat, semua penerbangan ke Indonesia hari itu fully booked semua. Masya Allah…
Saya coba jelaskan ke customer service SQ bagaimana pentingnya bagi kami pulang ke Indonesia hari itu. Semua perasaan campur aduk, bikin saya jadi pusing. Panik. Bagaimana pun caranya saya harus pulang hari ini, begitu pikir saya hari itu. Bolak-balik telepon ke Bondan, minta saran sebaiknya bagaimana.
Akhirnya, pihak SQ memutuskan bisa membantu, walau pun hanya untuk penerbangan dari Bangkok ke Singapura.
“You can try to get the next flight from Singapore, Sir. We’re really sorry, but all we can help is to arrange your flight to Singapore from Bangkok only. Please contact our staff there to help you.”
Nekat aja lah pikir saya. Daripada nyangkut di Bangkok dan tidak bisa pulang. Saya tau akan cukup susah dapat seats kosong untuk kami sekeluarga, tapi saya tidak tega untuk meninggalkan istri dan Alya di Bangkok sendiri. Saya yakin, saya punya niat yang baik dan Insya Allah, Allah akan membantu hambanya yang dalam kesulitan. Yang bisa saya lakukan selanjutnya hanya berdoa dan berdzikir…
10.10 AM
Setelah gagal standby untuk penerbangan jam 09.15, kami akhirnya dapat konfirmasi kalo kami bisa ikut penerbangan selanjutnya, jam 11.15 AM. Alhamdulillah. Tak lepas2nya saya berdzikir…saya ingin sedikit lebih tenang Ya Allah…
11.15 AM
Good bye, Bangkok…I don’t know when will I come back..for now..
14.40 PM (Singapore time)
Akhirnya…sampai juga di Changi, Singapore International Airport. Berbekal print-out flight schedule dari customer service SQ di Bangkok, kami langsung lari menuju Transfer Counter SQ di Changi.
Seperti yang sudah saya duga, pasti sulit untuk dapat seats mendadak begini. Tapi sedapat mungkin saya coba jelaskan ke customer service SQ di Changi, bahwa ini emergency case buat kami. Dalam hati saya terus berdoa supaya Allah bisa membantu memudahkan perjalanan ini. Ya Allah..saya niatkan semua usaha ini untuk Bapak dan Ibu…
Staff SQ memang patut dapat acungan jempol. Mungkin juga karena kasihan melihat kami sekeluarga pada cemas dan udah kecapean, mereka dengan sabarnya mengecek berulangkali seats yang mungkin tersedia. Tadinya kami berharap kami bisa standby untuk penerbangan berikutnya jam 15.15 PM, tapi ternyata sampai batas waktu boarding tidak ada seats yang kosong. Terpaksa standby untuk flight berikutnya berhubung semua penerbangan ke Indonesia hari itu penuh semua. Dalam hati tak henti2nya saya berdzikir dan berdoa supaya segera dapat seats untuk pulang. Agak cemas sih sebenernya kalau sampai kita mesti bermalam di sana. Maklum, belum pernah sih..belum tau apa2 dan bagaimana di Singapur. Mau kontak temen2 di Singapur, tidak tau nomer telepon mereka..walah…
Alya jadi penghiburan di saat2 seperti ini. Selalu ceria. Melihat tingkah Alya yang lucu cukup membuat terhibur hati yang tidak karuan ini..makasih ya sayang..
Sambil tunggu hasil standby, saya coba2 untuk kontak teman2 lewat e-mail dan chatting. Walah..ternyata meebo lambat sekali diakses dari free internet corner di Changi. Akhirnya berguna juga fasilitas shoutbox di blog ini yang saya baru install beberapa hari lalu. Lumayan juga dapat informasi dari teman2 lewat fasilitas ini.
16.55 PM (Singapore time)
Alhamdulillah…setelah menunggu lebih dari 2 jam akhirnya dapat juga seats untuk penerbangan berikutnya jam 17.35 PM. Langsung kami boarding ke gate dan tepat 17.35 PM kami meninggalkan Changi. Next destination: Cengkareng, Jakarta.
18.10 PM (Indonesia time)
Akhirnya sampai juga kami di Cengkareng, Jakarta. Langsung saya ajak istri dan Alya untuk lari menuju bagian imigrasi. Saya tahu bakal terjadi antrian panjang di sana. Langsung kami naik taksi menuju RS Haji Jakarta, tempat Bapak dirawat. Ambil arah tol Priok, berusaha menghindari arah tol Cawang yang saya tahu jam pulang kantor seperti waktu itu macet parah. Alhamdulillah pilihan itu tepat, dengan lancar taksi yang kami tumpangi langsung menuju RS Haji.
Hari yang panjang, tapi ini semua belum berakhir…
…..hhhhhhhhh……jadi sedih teringat masa2 kritis bapak,dimana beliau berusaha sekuat tenaga berjuang melawan bermacam rasa sakitnya yang complicated…walaupun pada akhirnya 4JJI berkehendak lain untuk meringankan semua penderitaan yang diderita beliau…4JJI hu Akbar..
oya bro’ tgl 15sept kemrn alhamdulillah aku ada pelatihan internal audit iso di jkt jd bisa sowan ke makam ayahanda sebelum shaum..alhamdulillah makam ayahanda masih terawat,dan sempat aku basahi biar gak kering…still losing him bro…much…