Zaydan dan Pemangkas Rambut ‘Sesuai’

Wiken kemaren adalah wiken terpendek saya di Bandung. Less than 24 hours!
Tepatnya, sampai di Bandung hari Sabtu jam 5 sore dan pulang hari Minggu esoknya jam 12 siang. So, apa yang bisa dilakukan untuk waktu sependek itu? Pergi ke tukang cukur langganan untuk potong rambut Zaydan! :)

@Pemangkas Rambut 'Sesuai'

 Pose dulu sebelum di’eksekusi’
 
Sekedar background, Pemangkas Rambut ‘Sesuai’ ini sudah lama jadi langganan saya potong rambut. Sejak jaman SMA – kuliah – 2 tahun kerja di Bandung. Kalau kita lihat di papan namanya, bahkan tempat pangkas rambut ini sudah ada jauh lebih lama dari itu. Sejak 1950..! Wow!
Dari namanya pun cukup menjanjikan…’Sesuai’ gitu lho…hasilnya bisa kita expect..ya sesuai…hihihi..apa coba 😀
 
Satu event yang sampai sekarang masih saya ingat sampai sekarang. Ada satu pencukur yang sudah berumur alias tua yang cukup jadi favorit saya karena sabar dan hasil cukurannya rapih. Selang beberapa tahun setelah berkelana di bola dunia dan kembali lagi ke Indonesia, saya sempat kembali untuk potong rambut di sana dan terjadilah dialog berikut:
 
“Bapak kemana, Kang? Kok gak keliatan lagi?”, tanya saya ke tukang cukur yang lebih muda.
“Ooh..si bapak teh udah pindah….”
“Pindah? Pindah kemana, Kang?”, saya penasaran.
“Pindah ka Cikutra…”, si akang jawab dengan santai.
 
2 detik kemudian…Plossss…rasanya gimanaaa gitu…secara Cikutra kan pemakaman umum… :'(
 
Sekian dulu flashback-nya. Lanjut…..
Di dalam antrian cukup ramai hari minggu itu. Ada 1 bapak yang juga membawa 1 anak laki-lakinya untuk potong rambut. Kesempatan nih pikir saya.
 
“Aa (panggilan Zaydan), nanti kayak kakak yang itu ya..dipotong rambutnya..gak usah takut..”
“Heu-euh”, kata Zaydan cuek. Yaaah..ternyata saya cuman kuatir berlebihan padahal anaknya sendiri cuek gitu..hihihi :p
 
Akhirnya tiba juga giliran Zaydan potong rambut. Ini lah foto-foto waktu Aa dipotong rambut.
 

Lucu banget sih liat anak kecil dicukur gitu. Pas disemprot air untuk membasahi rambut langsung merem-merem kegelian gitu. Hihihi.. 😀
Daaaannnn…hasilnya adalah….(drumroll please…)

Horeee…udah rapih :)

Di perjalanan pulang menuju rumah, kami bertiga jalan kaki menyusuri pinggir jalan di Simpang Dago. Di mulut gang Cisitu Baru, seperti biasa ada pengemis yang duduk di situ. Setiap hari, ibu-ibu itu bawa anak kecil dan duduk di jalan sempit yang sebenernya berbahaya banget karena banyak mobil dan motor lewat situ. Kurang lebih 3 meter kami lewatin pengemis itu, Zaydan berhenti terus bertanya.

“Ayah, ayah-nggak-bawa-koin?”, (Zaydan memang ngomongnya masih suka putus-putus gitu :p )
“Oh..buat apa koinnya?”
“Buat-kasih-itu…”, dengan polosnya sambil menunjuk ibu-ibu pengemis itu.

Cessss….di hati rasanya terharu banget…mata rasanya hampir berkaca-kaca.

Langsung saya rogoh kantung celana untuk ambil semua koin yang ada plus lembar ribuan yang kebetulan ada (kembalian dari cukur) dan saya bagi untuk Alya dan Zaydan.
“Ya udah sana dikasih ke ibu-ibu itu..”
Dengan riangnya mereka lari-larian untuk nyemplungin uang ke bekas gelas air mineral yang dipegang ibu-ibu itu.
Alhamdulillah…saya masih ditegur Allah untuk lebih peka hatinya lewat anak-anak ini :’)

And the rest of the hour I spent with my lovely and kindhearted kids..see u soon again, kiddos!

This entry was posted in Uncategorized by ayah. Bookmark the permalink.

6 thoughts on “Zaydan dan Pemangkas Rambut ‘Sesuai’

  1. @Susan: makasih tante..komen perdana nih..mampir selalu ke sini ya.. :)

    @Santy: iya Santy..wiken kali ini benar2 membekas di ingatan dan hati saya..terharuu banget waktu Zaydan minta koin itu..gemes tapi terharu.. :’)

Leave a Reply