Bukan..ini bukan title film box-office Holywood yang terbaru. Ini hanya satu kisah kocak dari 3 anak manusia. Jangan pula diharapkan ini suatu kisah sedih. Sekali lagi bukan. hehe..

Ternyata kalau kita tinggal bukan di pusat kota, transportasi dapat menjadi masalah untuk kita tinggal di Malaysia.
Alternatifnya cuma 2, kalau nggak punya mobil pribadi, ya naik taksi. Untungnya untuk para konsultan, DLMI (Dutch Lady Milk Industries) menyediakan fasilitas mobil kantor untuk kita pakai sehari-hari. Bukan mobil baru memang, tapi cukup terjaga dengan baik kondisinya baik body atau pun mesin. Yang penting bisa jalan” lah pikir kita. hehe..jadilah sehari-hari kita berbagi 3 mobil tua Proton Saga berlogo Dutch Lady di sisi kanan dan kiri mobil (hitung” promosi di jalan mungkin)..hehe

Masalah berikutnya tentunya rute pergi dan pulang kantor dong.. Tak satu pun dari kita yang familiar dengan rute di sini. So, kita akhirnya dibantu dengan satu guide, Pak Anwar namanya. Pak Anwar inilah yang setiap hari jadi penuntun jalan buat kita.

Hari pertama, dengan Pak Anwar. Hari kedua, dengan Pak Anwar. Hari ketiga, hmm..kita-kita merasa cukup pe-de deh untuk jalan sendiri. Dimulailah petulangan itu..jeng jeng jeng jeng..!

Sebenernya jarak dari apartment menuju kantor nggak jauh” amat sih. Sekitar 1/2 jam naik mobil. Cukup banyak aja belak-beloknya. Saat ini mobil yang kita kendarai dinaikin 3 aktor utama: Ronald as the driver, me as the co-pilot, and Edi as the route advisor. hihihi..jabatan” gak jelas.

3/4 perjalanan..hmm..kita” udah makin pe-de aja nih..Mont Kiara sudah di depan mata. Pas di persimpangan keluar dari tol, tiba” hape saya berbunyi. Ternyata telpon dari Zainul, salah satu teman kita yang saat ini juga sedang mengadu nasib di Malaysia. Sesaat hilang konsentrasi. Maksud hati pengen bilang belok kiri keluar tol, ternyata tangan ini gak sinkron jadi nunjuk ke arah kanan. Ronald pun banting stir ke kanan. Belakangan baru sadar, wah..salah arah nih..hehehe. Jadilah kita melaju menuju Wilayah Persekutuan alias menuju Kuala Lumpur. hihihi..langsung deh keringat dingin..lost in the city deh ceritanya..hehe

Hari udah makin sore menuju malam, jalanan pun terlihat makin padat. Diliat”, kok jalan tolnya panjang banget ya..akhirnya kita keluar di pintu tol pertama sambil coba” tanya” orang arah Mont Kiara..hihi.. Satu hal lucu terjadi waktu kita ada di sekitar daerah Universiti (dekat Universiti of Malaya). Di tengah” kemacetan, daripada nyasar makin jauh, saya coba tanya” ke pak supir di mobil sebelah.

“Sorry, we kinda get lost here. Can you show us the way to Mont Kiara?”
“Oh..just go straight, and then turn left…” sambil tangannya nunjuk” ke arah kanan. Hahaha..makin bingung dong..

Untunglah di putaran berikutnya ternyata kita udah pernah lewatin dan singkat kata sampailah kita di rumah..at last.. Janji ketemuan dengan Welly pun dibatalkan..hihihi..sori ya Wel.. 😛

Hari” berikutnya, kita pun makin pe-de dan wiken kemaren kita udah jalan” ke KLCC liat” itu twin towers. Foto” menyusul..hehehe.. 😛

Oh iya, buat yang bingung soal gambar di atas, sebenernya itu posternya Lost in Translation..sekedar iseng utak-atik judul film dan aktornya di photoshop..biar pas ama judul posting ini..hihihi..